Monday, May 19, 2025
HomeNasionalSelain Bibit Vorteks, Fenomena Atmosfer Ini Juga Ikut Memicu Kemarau Basah di...

Selain Bibit Vorteks, Fenomena Atmosfer Ini Juga Ikut Memicu Kemarau Basah di Indonesia

JOGYA.COM — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa tingginya frekuensi hujan di Indonesia pada awal musim kemarau disebabkan oleh berbagai faktor atmosfer.

Kondisi kemarau basah yang terjadi belakangan ini tidak hanya disebabkan oleh gangguan tropis di Samudra Hindia. Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa awan hujan terbentuk akibat keterlambatan pergerakan angin Monsun Australia dan suhu permukaan laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia.

“Kedua faktor ini berkontribusi pada peningkatan kelembapan udara dan mendukung pembentukan awan konvektif,” ujarnya saat dihubungi pada Jumat malam, 16 Mei 2025. Atmosfer yang lembab juga dipengaruhi oleh gelombang Kelvin, Rossby, dan Madden-Julian Oscillation (MJO), yang semakin memperkuat kondisi lembab di wilayah Indonesia.

Kombinasi faktor-faktor ini meningkatkan intensitas hujan, terutama di daerah Jawa hingga Nusa Tenggara. BMKG juga mencatat bahwa musim kemarau 2025 berpotensi disertai curah hujan yang lebih tinggi dari normal di banyak daerah, yang berarti potensi hujan tetap tinggi meskipun musim kemarau telah tiba.

Data hingga pertengahan Mei 2025 menunjukkan bahwa curah hujan di sebagian besar wilayah Sumatera bagian selatan dan Jawa masih di atas 50 milimeter (mm) selama tiga dasarian berturut-turut, menunjukkan bahwa musim hujan belum sepenuhnya berakhir.

Menurut Andri, tim BMKG juga memantau sistem gangguan tropis di barat daya Bengkulu sejak 15 Mei lalu, dengan adanya ciri sirkulasi siklonik bertekanan rendah dari permukaan hingga lapisan 500 hPa. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda signifikan untuk pembentukan siklon tropis (siklogenesis) atau aktivitas konvektif yang kuat, dan sistem ini belum diklasifikasikan sebagai bibit siklon tropis.

Selengkapnya di Tempo

Termurah

RELATED ARTICLES

Most Popular