Ada perkembangan baru. Sifat Gunung Merapi ternyata sudah berubah. Periode dan karakteristik atau tipe letusan Merapi, menurut Subandriyo, sudah tidak bisa dikatakan teratur. Periode tidak selalu 4 – 5 tahunan. Karakteristik letusan tak pasti erupsi. Merapi sudah beberapa kali meletus dengan tipe atau karakter eksplosif.
“Memang di masyarakat telah tertanam keyakinan, Merapi meletus 4-5 tahunan. Padahal telah terjadi perubahan periode dan karakter sejak tahun 1800-an. Acak dan tidak tentu. Bisa erupsi, bisa eksplosif seperti tahun 2010 lalu,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, Jumat (31/01/2014) malam.
Baca Juga : Inilah Kota Dengan Harga Rumah Termurah
Menurutnya, ada anggapan periode letusan Merapi terjadi 4 tahun sekali. Dengan begitu, di tahun 2014 ini Merapi akan meletus. Kabar yang beredar kuat, letusan akan mengarah ke Barat lantaran di bahwa puncak sisi barat terdapat ruang atau rongga. Ruang tersebut terjadi menyusul gempa Kebumen yang mengguncang beberapa kali waktu lalu.
Namun Subandriyo membantah. Ia menegaskan, gempa Kebumen beberapa waktu lalu, tidak berpengaruh terhadap aktivitas Gunung Merapi. Baik terhadap gempa vulkanik, deformasi maupun rekahan di puncak. “Kami yakin 90% kondisi Merapi untuk saat ini aman dan tak terpengaruh gempa Kebumen. Jikapun nanti terjadi letusan masih tipe erupsi dan arah material awan panas ke Kali Gendol, karena jalur itu yang paling rendah,” katanya.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Subandriyo juga tak yakin pasca gempa Kebumen, di bawah puncak Merapi sisi barat telah terbentuk ruang atau rongga. Apalagi ruang tersebut akan membuat arah letusan ke barat. Sedang runtuhan dinding kawah, itu hal wajar karena dinding kawah kondisinya tipis. Runtuhnya dinding kawah tidak mempengaruhi arah awan panas. Andai pun nanti terjadi letusan Merapi, diyakini oleh BPPTK arahnya masih ke Tenggara-Selatan atau Kali Gendol.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gunung Merapi dengan ketinggian 2.968 mdpl itu, erupsi terakhir terbesar terjadi pada bulan Oktober-November 2010. Merapi dianggap sangat berbahaya lantaran gunung ini dikelilingi pemukiman yang sangat padat. Catatan Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan dahsyat Merapi ditandai dengan beberapa ciri-ciri. Salah satunya adanya kubah yang terbentuk di puncak.
via krjogja.com
