Tradisi Sejak Sri Sultan HB VIII, Ada Gulai Kambing Saat Buka Puasa di Masjid Gedhe Kauman Tiap Kamis


#YOGYAKARTA — Masjid di Kota Yogyakarta menggelar berbagai kegiatan untuk mengisi Bulan Ramadhan. Tidak seperti tahun-tahun lalu saat penyebaran Covid-19 masih tinggi, saat ini kegiatan di masjid mulai digelar dengan normal mengingat kondisi pandemi yang terus landai.

Salah satunya Masjid Gedhe Kauman yang terletak di barat Alun-alun Utara, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY. Masjid yang dikenal sebagai Masjid Agung DIY ini kembali menggelar buka puasa bersama di Ramadhan 2023 ini.

Buka bersama digelar tiap hari selama Ramadhan di masjid tersebut, dengan menghadirkan berbagai menu. Hidangan yang dihadirkan merupakan sumbangan dari masyarakat.

Namun, ada yang menjadi tradisi di Masjid Gedhe Agung yakni berbuka puasa dengan menghadirkan menu gulai kambing. Tradisi ini sudah mengakar sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, dan sejak hadirnya Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan.

Tradisi ini dimulai saat Raja Keraton Yogyakarta itu memberikan sedekah makanan kepada kaum duafa dengan menu gulai kambing. Sejak masa itu, tradisi berbuka puasa dengan gulai kambing ini masih dilestarikan hingga saat ini di Masjid Gedhe Kauman.

“Ini untuk menggembirakan orang berpuasa, baru ada (tradisi gulai kambing) ketika ada Persyarikatan Muhammadiyah, awal abad 19 lah kira-kira itu (sudah ada tradisi gulai kambing),” kata Takmir Masjid Gedhe Kauman, Azman Latif kepada Republika.

Menu spesial ini biasanya dihadirkan setiap Kamis di Masjid Gedhe Kauman. Azman menyebut, ada alasan tersendiri dipilihnya Kamis di bulan Ramadhan untuk menghidangkan gulai kambing.

Hal ini dikarenakan bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci, dan hari Jumat juga memiliki kelebihan tersendiri dari hari-hari lainnya. Dalam penanggalan Islam atau Hijriyah, hari Jumat sendiri dihitung sejak terbenamnya Matahari pada hari Kamis.

“Nilai selama bulan Ramadhan itu nilainya lebih, kemudian kalau  Jumat juga ada kelebihan tersendiri. Kamis itu kalau perhitungan Qomariyah kan sudah masuk hari Jumat yang itu begitu azan Maghrib (saat terbenamnya Matahari di hari Kamis), di situlah kita menyambut bulan baik dan hari baik,” ujarnya.

Selengkapnya baca Republika

 

Serba-serbi Ramadhan

Bagaimana Cara Berpuasa Yang Sehat Selama Bulan Ramadhan

Inilah 6 Negara Dengan Jumlah Masjid Terbanyak di Dunia

Tarif KA Termurah untuk Mudik Lebaran 2025. Mulai Rp 10.000