Wow … Tumpeng Raksasa 3 Meter Langsung Habis


Sajian tumpeng raksasa dengan bahan dasar sego gurih yang untuk pertama kali memeriahkan Perayaan Sekaten cukup spektakuler. Sajian yang dibalut dalam tajuk Kepung Tumpeng Dhahar Kembul Sego Gurih Sekaten ini pun menjadi daya tarik ratusan pengunjung yang tengah berada di kawasan Sekaten atau Alun-alun Utara Yogyakarta.

Kendati panitia sudah menyiapkan dua ribu bungkus nasi gurih beserta lauknya, namun warga tetap antusias untuk berebut aneka tumpeng. Terdapat satu tumpeng induk setinggi tiga meter yang dikepung oleh puluhan tumpeng ukuran kecil. Tidak lebih dari sepuluh menit, tumpeng-tumpeng tersebut ludes dirayah warga. Seribu endog abangyang menghiasi tumpeng juga tak luput diserbu.

Ketua Panitia yang juga kreator tumpeng sego gurih, Ida Fitri Priyono mengungkapkan, kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Kota Yogyakarta dengan Pemkot Yogyakarta. Ia berharap, <I>dhahar kembul<P> tersebut bisa digelar setiap tahun saat perayaan Sekaten. “Bersama Pemkot, kami ingin mempertahankan sego gurih dan endog abang sebagai ciri khas Sekaten,” ungkapnya.

Ida Fitri menambahkan, aneka tumpeng itu dibuat sejak pagi. Menghabiskan 258 kilogram beras yang menandakan usia Kota Yogyakarta saat ini. Personel yang terlibat mencapai 75 orang, sebagian besar ialah kalangan anak muda yakni pelajar SMKN 4, SMKN 6 serta perwakilan pengusaha catering.

Panitia sengaja melibatkan anak-anak muda agar kelak bisa mencintai makanan tradisional. Hal ini lantaran banyak anak muda kurang familiar terhadap makanan lokal. “Kami juga sediakan 99 ingkung ayam sebagai simbol Asmaul Husna. Nuansa tradisi dan religi lebih terasa,” ungkapnya.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY), Deddy Eryana Pranawa memberikan apresiasi atas inisiatif APJI dan Pemkot Yogyakarta. Menurutnya, even budaya yang dibalut dengan kearifan lokal semacam inilah yang dibutuhkan Kota Yogyakarta saat ini.

Deddy pun berharap dhahar kembul sego gurih menjadi kegiatan rutin selama Sekaten. “Ini harus dipertahankan. Sukur-sukur tidak hanya saat Sekaten saja, budaya yang menjadi ciri khas daerah lain harus ditonjolkan,” tandasnya.

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang hadir pada kesempatan ini memastikan kegiatan tersebut bakal menjadi agenda rutin tiap Sekaten. Menurutnya, selain memperkuat makna Sekaten, dhahar kembul merupakan wujud kebersamaan warga dalam mempertahankan warisan budaya.

Selain Walikota, sejumlah pejabat juga turut hadir. Antara lain Komandan Kodim 0734 Yogyakarta Letkol (Arh) Ananta Wira, istri Kapolda DIY serta seluruh camat di Kota Yogyakarta.

via krjogja.com