Jogja – Warga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan merasakan peningkatan suhu pada akhir Maret ini.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jogja, Tony Agus Wijaya, menjelaskan kondisi ini adalah salah satu dampak dari datangnya pancaroba, yakni perubahan dari musim hujan ke musim kemarau.
Pada masa ini, terjadi perubahan cuaca dan peningkatan kecepatan angin, serta suhu udara mengalami kenaikan sehingga suhu akan lebih panas saat malam dan siang hari.
Suhu udara maksimal saat siang hari bisa mencapai 34 derajat Celsius, sedangkan suhu udara minimal pada pagi hari berkisar antara 23 derajat Celsius. Suhu minimal tersebut lebih tinggi daripada rata-rata suhu minimal pada bulan lain, yaitu 20 derajat Celsius.
Peningkatan suhu udara tersebut disebabkan posisi matahari pada bulan Maret adalah tegak lurus di Jogja. Posisi tegak lurus tersebut juga terjadi pada bulan Oktober sehingga pada bulan tersebut juga akan ada peningkatan suhu udara.
“Suhu udara yang cukup panas tersebut juga mudah menyebabkan penguapan yang membentuk awan cumulonimbus. Awan gelap ini sewaktu-waktu bisa turun menjadi hujan,” katanya.
via harianjogja
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta