Jogja – Warga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan merasakan peningkatan suhu pada akhir Maret ini.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jogja, Tony Agus Wijaya, menjelaskan kondisi ini adalah salah satu dampak dari datangnya pancaroba, yakni perubahan dari musim hujan ke musim kemarau.
Pada masa ini, terjadi perubahan cuaca dan peningkatan kecepatan angin, serta suhu udara mengalami kenaikan sehingga suhu akan lebih panas saat malam dan siang hari.
Baca Juga
Profesor ITS Ubah Plastik Jadi BBM RON 98
Tanda-tanda Akan Terjadi Hujan Es
Hotel Murah di Jogja Tarif Mulai Rp 70 Ribuan
Suhu udara maksimal saat siang hari bisa mencapai 34 derajat Celsius, sedangkan suhu udara minimal pada pagi hari berkisar antara 23 derajat Celsius. Suhu minimal tersebut lebih tinggi daripada rata-rata suhu minimal pada bulan lain, yaitu 20 derajat Celsius.
Peningkatan suhu udara tersebut disebabkan posisi matahari pada bulan Maret adalah tegak lurus di Jogja. Posisi tegak lurus tersebut juga terjadi pada bulan Oktober sehingga pada bulan tersebut juga akan ada peningkatan suhu udara.
“Suhu udara yang cukup panas tersebut juga mudah menyebabkan penguapan yang membentuk awan cumulonimbus. Awan gelap ini sewaktu-waktu bisa turun menjadi hujan,” katanya.
via harianjogja
Serba-serbi Ramadhan
Bagaimana Cara Berpuasa Yang Sehat Selama Bulan Ramadhan
Inilah 6 Negara Dengan Jumlah Masjid Terbanyak di Dunia
Tarif KA Termurah untuk Mudik Lebaran 2025. Mulai Rp 10.000
