Temuan Peneliti UGM, Gua di JJLS Gunungkidul Tidak Cocok untuk Wisata Masal


JOGYA – Penelusuran gua di Kalurahan Planjan, Saptosari, Gunungkidul pada hari pertama oleh Tim Universitas Gajah Mada (UGM) telah selesai dilaksanakan. Gua yang ditemukan selama pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) ini akan terus diukur dan diteliti selama tiga hari ke depan.

Profesor Eko Haryono, Guru Besar di bidang Geomorfologi Fakultas Geografi UGM, menyatakan bahwa pihaknya belum melakukan pengukuran sistem perguaan saat pertama kali memasuki gua pada Rabu, (24/10/2024). “Pada hari pertama, kami hanya melakukan orientasi terhadap gua tersebut. Hari ini kami mulai melakukan pengukuran,” ungkap Eko saat dihubungi pada Kamis, (24/10/2024).

Setelah melakukan orientasi, Eko mengungkapkan bahwa pihaknya berencana untuk membuat pemindaian 3D dari gua tersebut. Ia menjelaskan bahwa gua yang ditemukan di lokasi pembangunan JJLS tidak cocok untuk dijadikan objek wisata massal, mengingat daya dukung batuan yang ada.

Dengan pemindaian 3D, masyarakat dapat melihat keseluruhan bentuk gua dan sistem perguaan yang ada di lokasi tersebut. Masyarakat juga dapat mengakses informasi tersebut melalui teknologi realitas virtual. Gua ini sebenarnya dapat dimasuki, asalkan memperhatikan ketersediaan oksigen dan tingkat konsentrasi CO2 yang berkisar antara 800 hingga 900 part per juta (ppm).

“Dalam gua tersebut terdapat banyak stalaktit dan stalagmit yang rapat. Kami melihat ada beberapa yang kotor dan patah saat kami masuk kemarin. Mungkin hal ini disebabkan oleh warga yang masuk pertama kali dan tidak sengaja menyentuh atau menginjaknya,” tambahnya.

Selengkapnya di HarianJogja