Meski sudah kerap dilakukan razia, namun keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Yogyakarta masih sering dijumpai. Petugas pun kini menemukan sindikat pengemis yang beroperasi di berbagai titik.
Terdapat dua lokasi yang ditengarai sebagai tempat mangkal sindikat pengemis tersebut, yakni di wilayah Kotagede dan Ngabean. “Kalau yang di Ngabean, informasi dari warga ada yang mengedrop pengemis di pagi hari. Kami sudah upayakan pemantauan di sana tapi ternyata selalu berpindah,” ungkap Kepala Bidang Rehabilitasi Penyandang Masalah Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat, Rabu (1/4/2015).
Sedangkan yang di Kotagede, banyak ditemukan saat ada pasaran. Pengemis tersebut memanfaatkan telepon genggam untuk saling memberikan informasi kepada rekannya yang lain. Sehingga ketika ada salah satu anggota jaringan yang tertangkap, maka anggota yang lain langsung menghilangkan jejak.
Keberadaan sindikat pengemis ini tengah menjadi kajian evaluasi guna merumuskan strategi penertiban. Pasalnya, petugas tidak memiliki kewenangan merampas telepon genggam yang dimiliki oleh pengemis. “Tapi ini sudah jadi kajian kami. Pendekatan yang akan kami lakukan terhadap pengemis yang bersindikat, mungkin akan berbeda,” tandasnya.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Merujuk pada Perda DIY Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis, imbuh Octo, pihaknya memiliki agenda rutin melakukan razia bersama Dinas Ketertiban. Setiap kali razia, rata-rata dapat terjaring belasan gepeng. Sejak Januari hingga Maret, sedikitnya 125 gepeng berhasil diamankan.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
Dinsosnakertrans, imbuhnya, lebih mengedepankan pola persuasif. Setiap ada agenda razia bersama Dinas Ketertiban, pihaknya turut menyebarkan brosur kepada masyarakat berupa imbauan supaya tidak memberikan sejumlah uang ke pengemis.
Octo mengatakan, jika warga Yogyakarta maupun wisatawan memiliki kesadaran untuk tidak memberikan uang ke pengemis, maka jumlah pengemis akan semakin berkurang. “Jika ingin memberi, justru kepada warga miskin yang ada di kampungnya saja supaya terentaskan dan tidak meminta-minta di jalan,” katanya.
via krjogja