Thursday, June 26, 2025
HomeKuliner JogjaSate Afrika Hadir Di Yogyakarta

Sate Afrika Hadir Di Yogyakarta

Hadir di Yogyakarta sejak Juli 2015, rumah makan Sate Afrika menawarkan sebuah sensasi kuliner yang berbeda dari kebanyakan rumah makan yang telah ada di Yogyakarta.

Sesuai dengan namanya, rumah makan yang beralamat di Jalan Raya Tajem, Stan Maguwoharjo, Sleman ini menghadirkan sate Afrika sebagai menu andalannya.

Dinamakan Sate Afrika karena hidangan berbahan baku domba ini memang benar-benar kuliner khas Afrika.

Dikatakan Antok selaku Manager Operasional Sate Afrika, rumah makan tersebut merupakan cabang dari Sate Afrika Haji Ismail Coulibaly Tanah Abang Jakarta.

“Haji Ismail Coulibaly adalah orang Mali yang telah sejak 15 tahun yang lalu membuka usaha rumah makan Sate Afrika di Jakarta,” ujar Antok belum lama ini.

Meskipun bernama sate, tetapi kuliner yang satu ini berbeda cara penyajian dan pengolahanya jika dibandingkan dengan kebanyakan sate di Indonesia.

sate-afrika-jogja

Anda tidak akan menemukan tusuk sate saat memesan sate Afrika. Meskipun sama-sama dibakar di atas arang, tetapi sate afrika tidak menggunakan tusuk. Proses memasak sate Afrika juga lebih panjang dibandingkan dengan sate khas Indonesia. Setidaknya ada empat proses yang harus dilalui oleh daging domba sebelum disajikan kepada pemesan. Pertama daging domba mentah dibakar di atas arang, setelah itu daging direbus. Tidak berhenti disana, daging domba tersebut masih harus dibakar lagi. Selama proses pembakaran dan perebusan ini daging domba masih dalam potongan-potongan yang cukup besar. Setelah proses pembakaran yang kedua ini baru daging dipotong kecil-kecil.

“Setelah daging dipotong dalam ukuran yang lebih kecil, potongan daging tersebut dimasukkan dalam panci kocok. Dalam panci tersebut dimasukkan bumbu-bumbu khas Afrika kemudian dikocok-kocok hingga bumbu tercampur dengan dagingnya,” tambah Antok.

Tidak hanya cara pembuatanya yang unik, cara memakanya pun juga tidak kalah unik. Sate Afrika disajikan bersama dengan pisang goreng. Pisang yang digunakan adalah pisang tanduk. Cara menggorengnya tidak menggunakan tepung seperti kebanyakan pisang goreng. Cara makan daging menggunakan pisang goreng tersebut adalah cara masyarakat Afrika makan sehari-hari.

Meskipun ciri khas sate Afrika adalah menggunakan pisang goreng, tetapi rumah makan Sate Afrika juga menyediakan nasi untuk menikmati sate daging domba khas Afrika tersebut. Selain disajikan bersama pisang goreng, satu porsi sate Afrika disajikan bersama sambal, saus mayones, dan saus mustard.

Rasa sate Afrika ini sangat gurih dengan daging domba yang empuk, berpadu pas dengan pedasnya sambal, dan manisnya pisang goreng.

“Kita menggunakan daging domba berumur di bawah satu tahun yang memiliki berat sekitar 12 hingga 17 kilogram, sehingga daging dombanya terasa empuk. Selain itu satu porsi sate Afrika hanya berisikan daging, tidak ada campuran jerohan,” tambah Antok.

Rendah Kolesterol

Selain lezat, meskipun menggunakan daging domba sate Afrika lebih rendah kolesterol jika dibandingkan dengan sate domba maupun kambing yang kebanyakan ada.

Kunci hidangan ini rendah kolesterol adalah proses memasaknya yang panjang sehingga banyak lemak yang keluar selam proses pemasakan. Selain itu penggunaan saus mustard.

Kandungan kunyit yang terdapat di saus mustard ini mampu semakin menekan kandungan kolesterol dalam daging domba.

Selain sate daging domba, rumah makan Sate Afrika juga menghadirkan menu nasi kebuli dan soup daging domba. Kedua menu tersebut juga dimasak dengan ciri khas Afrika dimana resepnya juga langsung dari Haji Ismail Coulibaly.

Selain menghadirkan hidangan yang lezat dan khas, rumah makan Sate Afrika juga menghadirkan tempat yang nyaman dan bersih.

Meskipun mengahadirkan makanan khas Afrika, tetapi bangunan dan dekorasi yang digunakan bercita rasa Jawa.

Bangunan rumah makan yang setiap harinya buka dari jam 10.00 pagi hingga 10.00 malam tersebut menggunakan bangunan joglo yang mampu menampung sekitar 60 orang.

Meja dan kursi yang terbuat dari kayu semakin menegaskan sentuhan Jawa dan klasik di rumah makan tersebut.

Parkir luas yang ada dibagian depan dan belakang rumah makan, WIFI gratis, Musala, dan toilet, adalah fasilitas yang disediakan pengelola rumah makan demi kenyamanan pengunjung.

“Tempat kami ini juga bisa digunakan sebagai tempat meeting, perayaan ulang tahun, arisan, dan acara acara lainya,” ungkap Antok.

Harga makanan di Sate Afrika juga cukup terjangkau. Satu porsi sate Afrika Rp. 35 ribu, nasi kebuli Rp. 17 ribu, dan soup domba Rp. 20 ribu.

Sumber TribunJogja

 

RELATED ARTICLES

Most Popular