Inilah Rangkaian Acara Peringatan 204 Tahun Hadeging Kadipaten Pakualaman


Kadipaten Pakualaman merupakan satu diantara 4 praja kejawen yang ada di D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kadipaten Pakualaman secara de vacto berdiri sejak 22 Juni 1812 M atau bertepatan dengan 11 Jumadilakir Alip 1739 ditandai dengan diangkatnya Bandara Pangeran Haryo Notokusumo menjadi “pangeran mardika”. Sedangkang secara de jure resmi berdiri pada 17 Maret 1813 bertepatan 14 Mulud Ehe 1740 ditandai dengan B.P.H. Notokusumo secara resmi menyandang gelar Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam I (K.G.P.A. PAKU ALAM I).

Peringatan Hadeging Praja yang diselenggarakan ini merujuk pada tanggal 22 Juni 1812 secara de vacto Pangeran Notokusumo diangkat menjadi Pangeran Mardika” dan diberikan wilayah serta hak pengurusan wilayah secara mandiri terlepas dari Kasultanan Ngayugyakarta.

Pada tahun 2016 ini Kadipaten Pakualaman kembali mengadakan acara “Peringatan Hadeging Praja Dalem Kadipaten Pakualaman Kaping 204 taun (Masehi)/ 210 Taun (Jawa). Dalam peringatan kali ini akan diselenggarakan beberapa kegiatan yang telah dirancang baik yang bersifat lomba, do’a, ziarah, dan resepsi.

Guna mengawali agenda peringatan hadeging praja akan dimulai dengan do’a dalam rangkaian acara wilujengan dan bucalan pada sore hari Rabu, 27 April 2016 di tratag Bangsal Sewatama.

Pada keesokan harinya Kamis 28 April 2016 dilakukan nyekar sowan ke Hastana Kuthagedhe tempat peristirahatan K.G.P.A. Paku Alam I- K.G.P.A.A. Paku Alam II, III, IV. Kemudian dilanjutkan sowan ke Kagungan Dalem Hastana Giriganda Kulonprogo tempat peristirahatan K.G.P.A.A. Paku Alam V, VI, VII, VIII, dan IX.

Lomba Macapat Paku Alam Cup IV: lomba ini diselenggarakan dalam 2 kategori yatiu Kategori Pelajar dan Kategori Umum. Kategori Pelajar diikuti oleh peserta dari siswa-siswi SD-SMP se-DIY. Dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 April 2016. Sedangkang kategori Umum dilaksanakan dua hari Jum’at-Sabtu 29-30 April 2016 diikuti peserta dari siswa-siswi SMA/K sampai tak terhingga batasan umur. Pada kategori ini akan memperbutkan trophy bergilir PAKU ALAM berbentuk mahkota. Pendaftaran dimulai sejak tanggal 1-25 April 2016. Di perpustakaan Widyapustaka Kadipaten Pakualaman.

Lomba Tari klasik gaya Ngayogyakarta yang akan dilaksanakan pada hari Ahad, 1 Mei 2016 di Kepatihan Pakualaman. Lomba tari mempertandingkan dalam 3 kategori: 1). Kategori A siswa SD/MI; 2). Kategori B siswa SMP/MTs; 3). Kategori C siswa SMA/K. Pendaftara dimulai tanggal 1-28 April 2016 di Perpustakaan Widya Pustaka Kadipaten Pakualaman.

Pemilihan Pelukis Pelajar Terbaik 2016 yang diikuti oleh siswa-siswi SD, SMP, SMA/ sederajat. Pada lomba ini para peserta dipersyarakatkan untuk mengumpulkan terlebih dahulu syarat administrasi berupa piagam penghargaan yang telah diperoleh pada ajang lomba di berbagai tempat. Tahap seleksi awal dilangsungkan tanggal 1-25 April 2016 dan akan dipilih 50 peserta yang akan mengikuti lomba pada 1 Mei 2016.

Lomba Jemparingan dilaksanakan pada 14-15 Mei 2016 bertempat di Kagungan Dalem Kestalan Pakualaman.
Sebagai wujud syukur dan permohonan kepada Allah SWT akan diselenggarakan Mujahadah Akbar pada 28-29 Mei 2016 di Kagungan Dalem Bangsal Sewatama dan Plataran Kadipaten Pakualaman. Rencana doa atau Mujahadah akbar akan dimulai pukul 19.00-selesai.

Pacuan kuda Paku Alam Cup IV akan diselenggarakan pada Ahad, 29 Mei 2016 di sirkuit pacuan kuda Stadion Sultan Agung Bantul. Pada perlombaan ini akan memperebutkan trophy bergilir PAKU ALAM berbentuk mahkota. Pacuan kuda ini diikuti oleh peserta dari wilayah-wilayah di Indonesia dan Asia Tenggara.

Dan puncaknya pada malam hari tanggal 4 Juni 2016 akan diselenggarakan resepsi peringatan hadeging praja Dalem Kadipaten Pakualaman di Kagungan Dalem Bangsal Sewatama. Pada acara resepsi ini akan ditampilkan tarian dari para juara lomba tari, serta panembrama dari para juara macapat.

Baca Juga

Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi

7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya

8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta


CLOSE
CLOSE