Ramadhan menjadi saat tepat untuk mencicipi beraneka hidangan dan jajanan khas daerah. Saat bulan puasa inilah berbagai jenis panganan yang jarang atau bahkan tidak dihidangkan selama hari biasa menjadi lebih mudah dijumpai.
Kehadiran pangan kecil ini bisa menggantikan takjil yang selama ini didominasi oleh anaka kolak, bubur atau sekadar puding. Bahkan, dari jenis itu ada yang hanya dibuat dan dijual saat bulan suci Ramadan. Berikut tiga makanan tradisional Yogyakarta yang hadir atau cocok disantap saat Ramadan :
Jadah Manten. Jajanan khas ini layak menjadi hidangan pembuka (takjil) yang orang belum tentu mengenalnya. Makanan berbahan dasar beras ketan ini sekilas memiliki komposisi yang mirip seperti lemper, hanya saja bentuk penyajiannya dibuat berbeda. Jadah manten memiliki komposisi bahan seperti beras ketan, santan, daging ayam/sapi sebagai isian.
Kicak boleh dikatakan menjadi takjil legendaris lantaran hanya dibuat dan dijual saat bulan suci Ramadan. Masyarkat mengenal panganan ini sebagai takjil asli Kauman, sebuah kampung legendaris di Jalan Ahmad Dahlan yang. Cita rasa Kicak sangat khas dan mencerminkan selera lidah masyarakat Yogyakarta. Terbuat dari beras ketan atau jadah yang dicampur gula pasir membuat Kicak terasa lembut sekaligus manis di lidah. Taburan kelapa parut yang sedikit asin membuat rasanya semakin gurih.
Kipo. Di Kotagede ada satu jajanan pasar unik yang barangkali masih asing bagi kebanyakan orang, namanya adalah Kipo. Kipo terbuat dari adonan tepung ketan yang dibentuk bulatan pipih dan diberi isi enten-enten (parutan kelapa yang dimasak dengan gula jawa). Cara memasak Kipo agak lain dengan umumnya kue tradisional Jawa, yakni dengan cara dipanggang.
Selengkapnya baca > KRJogja