JOGYA – Wilayah Yogyakarta dan sekitarnya saat ini mengalami kondisi cuaca yang panas dan lembap. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu maksimum di Yogyakarta mencapai 33-34 derajat Celsius dengan tingkat kelembapan udara berkisar antara 89 persen hingga 90 persen.
Menurut informasi resmi dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, suhu panas dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia, terutama jika berlangsung dalam waktu yang lama atau disertai dengan kelembapan yang tinggi. Berikut adalah beberapa dampak kesehatan yang mungkin timbul akibat cuaca panas atau lembap:
Kelelahan
Suhu yang tinggi dapat menyebabkan kelelahan, karena tubuh tidak mampu mendinginkan diri dengan baik. Hal ini dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala, pusing, mual, dan kelelahan. Jika tidak ditangani, kelelahan akibat panas dapat berlanjut menjadi kondisi sengatan panas.
Kerusakan Organ Tubuh
Sengatan panas terjadi ketika suhu inti tubuh melebihi 40°C. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, jantung, dan organ lainnya jika tidak segera ditangani. Gejala sengatan panas meliputi suhu tubuh yang tinggi, denyut nadi yang cepat, sakit kepala, pusing, kebingungan, dan kehilangan kesadaran. Kondisi ini paling sering dialami oleh orang dewasa lanjut usia, anak-anak, dan individu dengan penyakit kronis.
Dehidrasi
Salah satu dampak kesehatan lainnya dari suhu yang tinggi adalah dehidrasi. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada yang diperlukan, sehingga mengakibatkan dehidrasi. Ketika tubuh berkeringat untuk mendinginkan diri, air dan elektrolit hilang, yang dapat menyebabkan dehidrasi. Gejala dehidrasi meliputi mulut kering, rasa haus yang meningkat, urin berwarna gelap, dan kelelahan.
Selengkapnya di HarianJogja