Kemenpar RI Luncurkan Gerakan Wisata Bersih di Pantai Parangtritis


JOGJA — Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) hari ini secara resmi meluncurkan Gerakan Wisata Bersih (GWB), sebuah langkah nyata dan pergerakan kolektif untuk menjaga kebersihan serta kelestarian destinasi wisata Indonesia. Acara peluncuran yang diadakan di Kawasan Pantai Parangtritis, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Menteri Lingkungan Hidup Bapak Hanif Faisol Nurofiq, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY Gusti Kanjeng Ratu Bendara, serta Wakil Menteri Pariwisata Ibu Ni Luh Puspa.

Peluncuran GWB menjadi salah satu program Quick Win Kementerian Pariwisata dalam menjawab tantangan pariwisata berkelanjutan di tengah meningkatnya arus wisatawan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kebersihan destinasi wisata demi kenyamanan dan kesehatan pengunjung, serta mendukung peningkatan daya saing pariwisata Indonesia sesuai dengan aspek “health and hygiene” dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI). 

“Gerakan Wisata Bersih adalah langkah konkret untuk menciptakan destinasi wisata yang tidak terbatas pada aksi kebersihan fisik, tetapi juga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan pariwisata. Ini bukan hanya tentang kebersihan, tetapi juga sebuah transformasi untuk memastikan destinasi kita tetap menjadi kebanggaan generasi mendatang,” ujar Menteri Pariwisata Republik Indonesia (Menpar RI), Widiyanti Putri Wardhana.

Dalam pelaksanaan peluncuran Gerakan Wisata Bersih ini, dijelaskan bahwa program ini mencakup berbagai kegiatan strategis yang dirancang untuk memastikan dampak jangka panjang terhadap kebersihan dan keberlanjutan destinasi wisata, yaitu:

  1. Kegiatan Edukasi dan Kampanye, untuk meningkatkan kesadaran publik.
  2. Penyediaan Fasilitas Pendukung, seperti tempat sampah dan sarana pengolahan limbah.
  3. Aksi Bersih-Bersih, melibatkan masyarakat dan wisatawan.
  4. Sistem Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat, untuk mengurangi limbah dari sumbernya.
  5. Penghargaan dan Insentif, bagi destinasi dan komunitas yang berprestasi.
  6. Pembentukan Satgas Wisata Bersih, untuk memastikan keberlanjutan program.

Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan apresiasinya terhadap program ini: “Gerakan Wisata Bersih menjadi momentum strategis untuk menggerakkan kolaborasi berbagai pihak. Semangat kebersamaan ini diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan wisata, termasuk kawasan ikonik seperti Pantai Parangtritis.”

Kawasan Pantai Parangtritis dipilih sebagai momentum untuk menyampaikan pesan penting melalui Peluncuran Gerakan Wisata Bersih ini. Sebagai salah satu ikon pariwisata Yogyakarta serta sebagai salah satu penyumbang jumlah kunjungan wisatawan tertinggi, kawasan ini telah menunjukkan kemampuan yang baik dalam menangani isu sampah. 

Peluncuran ini menjadi langkah awal dari perjalanan panjang untuk menjadikan Gerakan Wisata Bersih sebagai sebuah gerakan nasional yang berkelanjutan. Ke depannya, program ini akan secara bertahap dilaksanakan di lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang, serta di tiga Greater Destination, yaitu Bali, Jakarta, dan Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar). Melalui implementasi di destinasi-destinasi prioritas ini, Gerakan Wisata Bersih diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas kebersihan destinasi wisata tetapi juga menjadi model inspiratif yang dapat diterapkan di berbagai kawasan wisata lain di Indonesia.

Setelah peluncuran program, kegiatan dilanjutkan dengan aksi bersih-bersih di kawasan Pantai Parangtritis. Kegiatan ini melibatkan para pejabat, mitra strategis, komunitas lokal, dan masyarakat setempat sebagai simbol nyata kolaborasi dalam menciptakan destinasi yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan.

Kementerian Pariwisata juga menjalin koordinasi langsung dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Bantul untuk memastikan kolaborasi yang solid dalam pelaksanaan dan keberlanjutan Gerakan Wisata Bersih ini.  Sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal diharapkan mampu menciptakan dampak jangka panjang, menjadikan kebersihan sebagai budaya yang melekat di setiap destinasi wisata.

 

Menteri Pariwisata menutup dengan mengajak seluruh elemen masyarakat serta pemangku kepentingan untuk menjadikan Gerakan Wisata Bersih sebagai budaya yang mengakar: “GWB bukan hanya sebuah program, tetapi bagian dari transformasi pariwisata Indonesia menuju sustainable tourism. Dengan komitmen bersama, mari jadikan kebersihan dan keberlanjutan sebagai wajah baru pariwisata kita.”

Baca Juga

Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi

7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya

8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta