Cara pemakaian busana adat khusus anak perempuan Sabukwala dan khusus laki-laki Kencongan bisa dilihat di akun Youtube Kraton Jogja.
Busana Sabukwala hanya dikenakan oleh anak perempuan sampai mengalami menstruasi. Busana ini terdiri dari jarik/kain, lonthong, dan kebaya bikak. Adapun busana Kencongan yang dipakai anak laki-laki berusia 5-12 tahun terdiri dari jarik/kain, lonthong, kamus timang berwarna hitam polos, dan pranakan telupat biru.
Kedua busana ini tidak hanya digunakan oleh putra dalem (putra atau putri Sultan) atau wayah dalem (cucu Sultan), tetapi juga oleh anak-anak abdi dalem yang ikut sowan-marak ke Kraton. Perilisan tutorial ini sebagai cara melestarikan tradisi dan menumbuhkan cinta pada seni budaya, khususnya dalam hal busana.
Wisata Jogja : Tempat-tempat Menarik Sebagai Bukti Sudah Mengunjungi Jogja
Menurut Penghageng II Parentah Hageng Kraton Jogja, KPH Yudahadiningrat, Sabukwala dan Kencongan tidak membatasi gerak anak yang biasanya lincah. Dalam perancangannya, teknik dan jenis busana ini sudah disesuaikan dengan aktivitas anak-anak.
Ke mana saja? : Panduan 2-3 Hari Berkunjung dan Menjelajahi Yogyakarta
“Supaya sebagai seorang anak yang masih suka mainan akan lebih bebas seperti anak-anak lain. Sekarang ini anak-anak kecil kalau sedang ada acara adat tertentu sudah pakai wiron, blangkon, dan keris. Itu keliru, yang benar busana Kencongan, tidak pakai blankon, tidak pakai keris,” kata KPH Yudahadiningrat dalam acara daring Bincang Budaya dan Launching Tutorial Busana Anak, Senin malam (4/10/2021).
Selengkapnya baca HarianJogja | foto youtube Kraton Jogja