Peniadaan upacara tradisi tahunan setiap Idulfitri ini sebagai upaya untuk menghindari risiko penyebaran Covid-19 yang bisa terjadi dalam kerumunan.
Peniadaan Gerebeg Syawal ini disampaikan Kraton melalui akun twitter resminya @Kratonjogja, “Seiring dengan kondisi tanggap darurat Covid-19, diberitahukan bahwa Kegiatan Hajad Dalem Garebeg Sawal tahun ini yang ditandai dengan arak-arakan gunungan dan prajurit keraton yang sedianya berlangsung pada 1 Sawal Wawu 1953/1441 H ditiadakan,” tulis Kraton.
Tidak hanya Grebeg Swawal yang ditiadakan, namun tradisi Numplak Wajik yang biasa digelar beberapa hari sebelum grebeg juga ditiadakan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran virus korona yang dapat terjadi dalam kerumunan massa.
Meski upacara yang identik dengan arak-arakan gunungan itu ditiadakan, namun Hayu memastikan bahan-bahan untuk gunungan tetap dipersiapkan. Hanya saja bahan gunungan tersebut akan langsung dibagikan untuk abdi dalem Kraton.
“Jadi enggak perlu nyusun bentuk gunungan, sehingga Numplak Wajik yang membuat dasaran gunungan putri juga dibatalkan,” ujar Hayu, yang juga putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas ini.
Selengkapnya baca HarianJogja | foto istimewa
BACA JUGA
INILAH 7 ALASAN BAHWA TERNYATA SELFIE BAIK UNTUK KESEHATAN ANDA
BUAT KAMU YANG SUKA WISATA EKSTRIM, 5 AYUNAN BERBAHAYA INI BISA JADI DESTINASI FAVORITMU
KALAU KAMU INGIN MENENANGKAN DIRI, COBA KUNJUNGI 6 DESTINASI TERBAIK INI