Tim Dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Yohanes Priadi Wibisono, S.T., M.M.,
Prof. Ir. Djoko Budiyanto S M. Eng. PhD., Clara Hetty Primasari, S.T.,M.Cs., Mutiara Cininta,
S.T.M.Arch., dan Thomas Adi Purnomo Sidhi, S.T., M.T. bersama dengan Dosen Institut Seni
Indonesia, Yogyakarta Dr. Yohana Ari Ratnaningtyas, SE, M.Si dan Setya Rahdiyatmi Kurnia
Jatilinuar, S.Sn., M.Sn. memperoleh pendanaan Kedaireka yang merupakan program
Matching Fund yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia. Dalam mengikuti program ini, awalnya tim
mengajukan proposal melalui website Kedaireka untuk kemudian masuk ke proses seleksi.
Setelah proses seleksi, apabila pihak universitas dinyatakan lolos maka akan dikontak dan
selanjutnya akan masuk ke proses administrasi seperti pembuatan RAB.
Priadi Wibisono dan tim dalam program ini melakukan pengembangan produk digital
“Metaverse Gamelan” sebagai upaya untuk pelestarian budaya seni musik gamelan. Hal ini
dilatarbelakangi di mana semua orang mengetahui bahwa gamelan merupakan salah satu
aset asli Bangsa Indonesia namun tidak semua orang pernah memainkan alat gamelan
tersebut karena keterbatasan alat dan gamelan tidak mudah untuk di bawa ke mana-mana.
Priadi dan tim memikirkan bagaimana cara untuk melestarikan gamelan digabungkan
dengan trend yang ada saat ini dengan membuat Metaverse Gamelan.

Baca juga
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
9 Coffee Shop di Jogja yang Asyik Buat Nongkrong Sambil Garap Tugas
“Yang lagi happening saat ini kan metaverse, makanya kita membentuk gamelan ke dalam
bentuk virtual atau metaverse tersebut. Melestarikannya dapat, trendnya juga dapat,” ujar
Priadi.
Penggunaan dana dibagi untuk produksi kerja sama dengan mitra yaitu Arutala. Selain itu
penggunaan dana juga dilakukan untuk transfer knowledge kepada sejumlah 45 mahasiswa
yang terdiri dari Mahasiswa UAJY dan juga Mahasiswa ISI. Transfer knowledge dilakukan
secara lintas program studi seperti program studi Sistem Informasi, Teknik Informatika,
Akuntansi, dan Arsitek dari mahasiswa UAJY serta program studi Karawitan dan Manajemen
Seni dari Mahasiswa ISI. Transfer knowledge dilakukan dengan membuat berbagai rangkaian
workshop dengan pembicara dari berbagai pakar, publikasi dengan pembuatan modul ajar
agar generasi selanjutnya bisa belajar secara mandiri, dan publikasi internasional. Dana juga
digunakan untuk pembuatan produk jadi dan mempatenkan produk tersebut melalui HAKI.
Setelah ini, Priadi dan tim akan mengembangkan terus Metaverse Gamelan ini karena
gamelan dari setiap daerah berbeda ragamnya seperti gamelan Jogja, Solo, Bali, dan
sebagainya.
“Project terdekat baru memfokuskan ke gamelan Jogja, setelah ini tentunya akan
memperbanyak jenis gamelan di Metaverse Gamelan tersebut,” tambah Priadi.
