Semar Boyong Wayang Jogja Night Carnival #6 tahun 2021 memboyong cerita “Semar Boyong” sebagai tema utama. Semar Boyong merupakan cerita carangan yaitu kisah wayang yang keluar dari pakem Mahabarata dan Ramayana akan tetapi para tokoh dan latar tempat tetap mengikuti wayang purwa Mahabarata dan Ramayana. Suri tauladan dalam carangan “Semar Boyong” yang sebenarnya ingin disampaikan. Figur Semar yang bijaksana dan memiliki karomah mampu meredam pageblug (bencana) sangat dibutuhkan nasehatnya agar siapapun dapat terhindar dari bencana atau mala petaka. Kisah “Semar Boyong” relevan dengan kondisi Bangsa Indonesia khususnya Kota Yogyakarta yang terus mengupayakan pemulihan akibat pandemi covid-19 yang sudah berlangsung sejak tahun 2020. Ketauladanan Semar dalam mengayomi Kerajaan Indraprasta, Kerajaan Hastinapura dan Kerajaan Pancawati dapat menjadi “kaca benggala” dalam mengatasi pageblug saat ini.
Kisah perebutan bermula dari Kerajaan Pancawati yang dilanda pageblug sehingga membutuhkan Semar untuk meredam bencana. Demikian juga Kerajaan Hastinapura dan Kerajaan Indraprasta yang mempercayai dapat selamat dari bahaya jika diayomi oleh Semar. Semar bersedia diboyong ke kerajaan manapun yang bisa mempersembahkan bunga Pandan Tunjung Biru. Lesmana utusan Kerajaan Pancawati dan Arjuna utusan Kerajaan Indraprasta segera menuju kahyangan untuk mencari permintaan Semar. Karena yang datang lebih awal adalah Lesmana, maka bunga Pandan Tunjung Biru diberikan kepada Lesmana, sehingga menjadi perebutan antara Arjuna dan Lesmana. Lesmana mendapatkan bunganya, sedangkan Arjuna hanya mendapatkan kulitnya, kemudian diberikan kepada Semar. Bunga dan kulit disambungkan oleh Semar, berubah wujud menjadi Betari Kanastren, istri Semar.