JOGJA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam rentang waktu 10 hingga 14 April 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, menyatakan bahwa saat ini terdeteksi adanya fenomena “siklonik” di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera, yang menyebabkan terbentuknya area “konvergensi” (daerah pertemuan atau perlambatan massa udara) di sepanjang Pulau Jawa.
Serba-serbi
“Kondisi ini berpotensi menambah massa udara dan dapat meningkatkan pembentukan awan hujan di sekitar wilayah Jawa, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta,” ungkapnya saat dihubungi harianjogja.com, Kamis (10/4/2025).
Warjono menjelaskan bahwa selama periode 10-14 April 2025, potensi kelembaban udara pada ketinggian 1,5 – 3,5 km diperkirakan berkisar antara 70% – 97%, yang dapat meningkatkan kemungkinan pertumbuhan awan hujan.
Termurah
“Waspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan pohon tumbang,” tambahnya.
Daerah yang berpotensi terdampak selama cuaca ekstrem ini mencakup seluruh wilayah kota Jogja, serta di Sleman, di mana terdapat risiko longsor di sekitar lereng Merapi, termasuk di Kepanewon Turi, Pakem, Cangkringan, dan Prambanan.
Selengkapnya di harianjogja | foto ilustrasi
Casciscus