JOGJA — Cuaca panas melanda wilayah Jogja dalam seminggu terakhir. Suhu udara pada siang hari tercatat mencapai 32 derajat Celsius sejak hari Selasa (22/9/2025). Keadaan ini membuat masyarakat merasa tidak nyaman, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jogja, Warjono, menjelaskan bahwa cuaca panas ini disebabkan oleh siklon tropis Ragasa yang terbentuk di utara Indonesia. Siklon tersebut menyebabkan langit menjadi cerah tanpa awan, sehingga sinar matahari terasa lebih menyengat.
“Beberapa hari terakhir akan cerah, yang berarti suhu akan tetap panas, akibat adanya siklon tropis Ragasa. Setelah siklon ini menghilang, potensi hujan deras akan kembali meningkat,” ungkap Warjono saat dikonfirmasi pada hari Senin (29/9/2025).
BMKG memperkirakan bahwa awal musim hujan di DIY baru akan terjadi pada dasarian ketiga bulan Oktober 2025. Sementara itu, Kabupaten Kulon Progo diperkirakan akan mengalami hujan lebih cepat pada awal bulan Oktober. Namun, kondisi cuaca diperkirakan baru akan kembali normal sepenuhnya pada awal tahun 2026.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa puncak musim penghujan di DIY akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2026. Ia menekankan bahwa periode penghujan tahun ini akan lebih basah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Musim penghujan 2025/2026 diprediksi akan cenderung di atas normal. Beberapa hari akan terasa panas, tetapi ketika hujan turun, intensitasnya bisa lebih tinggi,” kata Dwikorita.
Menurutnya, potensi hujan ekstrem disebabkan oleh pemanasan suhu permukaan laut di selatan Jawa yang menyebabkan penguapan yang besar.
“BMKG terus berkoordinasi dengan pemerintah dan BPBD untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi,” tambahnya.
Deputi Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menambahkan bahwa suhu panas tidak hanya terjadi di DIY, tetapi juga di beberapa daerah lainnya. Suhu tertinggi tercatat di Makassar pada tanggal 27 September 2025 yang mencapai 37 derajat Celsius.(Zukhronnee) – Dikutip dari @jogjainfo IG
