
JOGJA — BMKG melaporkan bahwa pada hari Sabtu (1/2/2025) sekitar pukul 07.40.16 WIB, terjadi gempa tektonik di wilayah Gunungkidul. Gempa ini disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia.
Analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki magnitudo M5,1. Episenter gempa terletak pada koordinat 8,82° LS dan 110,25° BT, tepatnya di laut dengan jarak 100 km ke arah barat daya Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada kedalaman 73 km.
“Dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dapat disimpulkan bahwa gempa ini termasuk dalam kategori gempabumi menengah yang disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia (intra-slab). Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” jelas Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG.
Dampak dari gempa tersebut dirasakan di wilayah Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo, Kota Yogyakarta, Sleman, Kebumen, dan Purworejo dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
Getaran juga dirasakan di Klaten, Pacitan, Karangkates, dan Trenggalek dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). “Pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” tambah Daryono.
Selengkapnya di harianjogja
View this post on Instagram
Baca Juga
Antara Aku dan Yogyakarta: Mulai dari Kisah Cinta Hingga Cara Hidup yang Manusiawi
7 Wisata Tersembunyi di Yogyakarta yang Layak Dijadikan Tujuan Liburanmu Berikutnya
8 Kuliner Ekstrem yang Sayang Dilewatkan Saat Kamu Bertandang ke Yogyakarta