JOGJA — Hujan es melanda Kota Jogja dan Kabupaten Sleman pada Selasa, 11 Maret 2025. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa fenomena ini disebabkan oleh belokan angin di wilayah Jawa serta pembentukan awan cumulonimbus yang menjulang setinggi 15 kilometer.
Hujan es yang disertai angin kencang terdeteksi sekitar pukul 15.00 WIB, di beberapa lokasi seperti Kemantren Jetis dan Gondokusuman di Kota Jogja, serta Kapanewon Depok dan Ngaglik di Sleman. Butiran es yang jatuh memiliki ukuran yang cukup besar, mirip dengan kelereng.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, menjelaskan bahwa kejadian hujan es ini dipicu oleh pola sirkulasi siklonik yang berada di sebelah barat Kalimantan, yang menyebabkan belokan angin di sebagian besar wilayah Jawa, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Hal ini berpotensi meningkatkan peluang pertumbuhan awan hujan di DIY,” ujarnya dalam konferensi pers melalui Zoom Meeting pada hari yang sama.
Baca Juga
Profesor ITS Ubah Plastik Jadi BBM RON 98
Tanda-tanda Akan Terjadi Hujan Es
Hotel Murah di Jogja Tarif Mulai Rp 70 Ribuan
Menurut pengamatannya, awan hujan bergerak dari arah barat, mulai dari Kulonprogo, kemudian memasuki Sleman dan Kota Jogja, serta Bantul. Kecepatan angin tercatat cukup kencang, sekitar 25 knot. “Awan hujan yang terpantau di radar cuaca mencapai 60 dbz, menunjukkan bahwa butiran di dalam awan cukup besar, yang kemudian menyebabkan terjadinya hujan es,” tambahnya.
Berdasarkan citra satelit Himawari, hujan es di wilayah DIY terjadi akibat suhu udara yang lembap dan panas di permukaan yang meningkat dengan cepat, membentuk awan cumulonimbus setinggi 15 km. Suhu puncak awan tersebut mencapai 72,5 derajat Celsius.
Foto ilustrasi Awan Cumulonimbus | Selengkapnya di harianjogja
Inilah Penyebab, Proses, dan Ciri-ciri Hujan Es
Serba-serbi Ramadhan
Bagaimana Cara Berpuasa Yang Sehat Selama Bulan Ramadhan
Inilah 6 Negara Dengan Jumlah Masjid Terbanyak di Dunia
Tarif KA Termurah untuk Mudik Lebaran 2025. Mulai Rp 10.000
